Apa benar perempuan dan anak-anak jadi yang paling rentan terkena dampak buruk dari adanya perubahan iklim? Jawaban dari pertanyaan tersebut saya dapatkan dari mengikuti webinar "Sustainable Futures : Young Woman Leading Climate Action" yang diadakan oleh komunitas Women's Empowerment Indonesia (WEI).
Dalam webinar tersebut mengundang Aeshnina Azzahra Aqilani aktiviis muda Indonesia yang sering dijuluki sebagai Greta Thunberg-nya Indonesia. Pada tahun 2019 ia bersama rekan-rekannya membuat komunitas River Warrior Indonesia.
Nina juga pernah menulis surat yang dikirim langsung ke para pemimpin negara khususnya Eropa. ia juga pernah menjadi pembicara pada Plastic Health Summit 2021 di Amsterdam. Di 2024 ini Nina juga diundang pelaksaann dalam konferensi PBB dalam bidang lingkungan yaitu di Sesi keempat Komite Perundingan Antar Pemerintah (INC-4) di Ottawa Kanada.
Sungai Dijadikan Tempat Sampah Oleh Banyak Orang
Dari sejak dulu, sungai sudah dianggap tempat sampah oleh banyak orang. Padahal sungai sebagai sumber kehidupan, minum dan mandi di Sungai. Sayangnya industri dan masyarakat sering sekali membuang sampah dan limbah ke situ, tapi pemerintah seakan diam saja dan tidak memprioritaskan masalah Sungai.
Apa Hubungannya Perubahan Iklim dan Plastic Sekali Pakai?
Ternyata pembuatan plastik sendiri dari awal sudah menimbulkan banyak masalah. Seperti yang kita tahu pembuatan plastik dari minyak bumi yang diekstraksi
untuk membuat plastilk sudah banyak menghasilkan gas rumah kaca yang
menyebabkan perubahan iklim. Ekstraksi membutuhkan banyak sekali tenaga, energi, dan gas. Itu semua menghasilkan polusi dari pengambilan minyak bumi.
Plastik 99% terbuat dari minyak bumi, lho dan di dalamnya juga
mengandung racun serta zat adiktif. Untuk membuat berbagai macam plastik, minyak
bumi dicampur dengan banyak sekali zat racun kimia. Yang sudah diketahui
sekarang cuma sekitar 6000 racun. Faktanya racun untuk membuat plastik ada
lebih dari 10.000.
Di dalam 1 plastik ada puluhan ribu racun dan plastik tersebut kita konsumsi sehari-hari dengan cara kita pakai minum, makan, dari baju yang kita gunakan dan lain-lain. Jadi, dari awal diekstraksi, lalu diproduksi, dicampur dengan racun-racun,
dicetak, dijual, dan akhirnya dibuang.
Dari proses pembuatan hingga akhirnya plastik dibuang akan menyebabkan kerusakan keseimbangan alam
dan memberikan dampak bagi kita manusia.
Belum lagi ketika sampah dibakar, kandungan racun yang ada di dalam plastik akan lepas ke udara. Udara dihirup oleh manusia dan hewan, jadilah racun-racun
masuk ke tubuh kita dan ke hewan yang kita konsumsi.
Saat membakar plastik, proses tersebut akan melepas dioksin. Dioksin dianggap sebagai polutan abadi karena dia nggak akan hilang, nggak akan terurai, dan akan terus ada di udara, air, dan tanah, selamanya akan ada di tubuh dan paru-paru kita. Membakar plastik juga bisa melepas racun yang menyebabkan kanker payudara.
Contoh nyata kalo kandungan dioksin itu nggak akan hilang adalah tragedi agent orange di Vietnam.
Daur Ulang Bukan Solusi
Faktanya secara global sampah yang bisa didaur ulang cuma 9% dan kebanyakan sampah yang didaur ulang gak upcycle. Misalnya selama ini yang kita tahu recycle itu kayak dari sampah botol direcycle jadi botol lagi. Sama kualitasnya.
Faktanya itu terjadi cuma 2% aja. Yang lainnya kebanyakan didowncycle, jadi dari botol dijadikan plastic kresek, dari kursi dijadikan sedotan. Jadi kualitasnya menurun. Recycle ini bukan sesuatu yang diprioritaskan.
Kita bisa lihat dari zero waste hirarki kalo urutannya adalah reduce, reuse, recycle. Recyclenya
terakhir dan yang harus kita utamakan adalah reduce dan reuse. Bahkan di negara
maju, mereka nggak mau me-recycle sampahnya sendiri. Akhirnya mereka
mengirimkan sampah mereka ke negera berkembang seperti di Indonesia untuk didaur
ulang.
Baca juga: Dari Diri untuk Bumi: Refleksi Perjalanan Merawat Lingkungan Pascahari Bumi
Perempuan Paling Banyak yang Terdampak Perubahan Iklim
Dari sampah plastik bisa menyebabkan kerusakan pada kesehatan perempuan. beberapa di antaranya ada kanker, mengganggu imun, gagal janin,
keguguran, reproduksi, endokrin sistem. Dalam plastic itu ada racun namanya Endocrine disrupting chemicals (EDCs) yang bisa membuat perempuan jadi rentan karena racun
ini menyerang reproduksi dan hormon. Sekarang banyak anak 4 sd yang sudah haid,
bisa aja ini disebabkan karena terlalu banyak terpapar EDC ini.
Mikroplastik
Mikroplastik adalah pecahan-pecahan dari plastik. Kalo gajah mati meninggalkan tanduk atau gading, manusia mati meninggalkan sampah plastik. Tapi bentuknya nggak sempurna, berubah menjadi pecahan kecil-kecil.
Bahayanya kalo mikroplastik sudah lepas ke lingkungan, misalnya kita buang botol plastik ke Sungai, lalu terkena panas matahari, terbawa arus, angin, terbentur benda di Sungai, faktor usia juga dia udah lama di Sungai, nah plastik akan menjadi mikroplastik.
Mikroplastik ini akan menyerap polutan-polutan yang ada di sekitar dia seperti magnet. Kalo di Sungai misal, ada detergent, limbah industri, logam berat. Itu semua nempel dan terikat ke mikroplastik. Sedangkan ikan tinggal makan aja tuh mikroplastik itu makanan dia. Ketika mikroplastik masuk ke tubuh ikan, racun di mikroplastik akan lepas semua di tubuh ikan. Racun akan menyebar ke daging2 ikan.
Mikroplastik sudah ada di feses, di pembuluh darah, di otak, di asi, di plasenta. Mikroplastik kalo udah masuk ke tubuh bisa menurunkan IQ dan respon imun pada anak. Kelompok yang paling rentan terkena polusi adalah Perempuan dan anak-anak. Mengganggu fungsi hormon, memicu diabetes, dan autism.
Mikroplastik dapat mengendap dan menyebabkan iritasi pada
organ kita, menaikkan kolesterol dan memicu obesitas, dan menahan distribusi
darah ke organ tubuh, menyebabkan batekri infeksius, menurunkan kualitas dan
jumlah sperma hingga kanker prostat, mempercepat menstruasi, menopause,
menurunkan kesuburuan, dan mengganggu kehamilan.
Yang kiri atas adalah fragmen yang keras dari botol, ember,
yang bawah itu filamen bentuknya lembaran kayak kresek, yang kanan bawah itu
adalah fiber dari baju kita (Poliester, nilon, spandek adalah bahan yang
terbuat dari plastik). Bahan-bahan ini kalo kita cuci, terkena panas matahari,
bergesekan itu akan lepas mikroplastiknya. Makanya, disarankan membeli pakaian dari
bahan katun.
Yang kanan atas, itu pellet atau microbeads itu ada di dalam
skincare, odol, body scrub, handsaitizer, sengaja diciptakan industry.
Mikroplastik itu bisa menyerap masuk ke dalam tubuh kita.
Apa Solusi yang Efektif?
Menggunakan aplikasi Beat The Microbead
Aplikasi ini bisa mengscan komposisi skincare dan produk kulit lainnya untuk mendeteksi kandungan mikroplastik di dalamnya.
Close The Tap
Jadi, selama ini produksi plastik itu gambarannya kayak keran air
yang terus mengalir terus sampai banjir sampai tumpah-tumpah. Meskipun ada daur
ulang, beach clean up, ecobrick sama kayak kita ngepel air kerannya yang
banjir. Emang membersihkan, tapi gak efektif karena hanya akan membuat kita
terus menerus membersihkan sampai tiada akhir, akan kotor lagi dan lagi. Jadi
percuma.
Jadi yang harus diprioritaskan adalah close the tap. Yang
perlu kita dorong adalah pemerintah dan produsen untuk mengurangi atau
membatasi produksi plastic sekali pakai.
Sesuai dengan zero waste hierarchy, yang pertama pemerintah dan produsen untuk redesign atau pelarangan. Konsumen- mengurangi penggunaan sekali pakai, reuse menggunakan bahan yang layak digunakan seperti kaca dan stainless.
Mengolah sampah organic. Sampah terbanyak orang Indonesia adalah organik. 70 persen sampah kita adalah organik. Kita sebagai masyarakat bisa mengolah organik sendiri dengan mengompos. Sebaiknya setiap rumah itu mulai memisahkan sampah organik, anorganik, dan e-waste. Ini adalah cara simple yang bisa dilakukan.
Zero Waste Itu Bukan Tidak Sama Sekali Menghasilkan Sampah
Banyak yang salah mengartikan kata zero waste. Yang dimaksud dari kata-kata ini adalah kita berusaha mengurangi sampahnya, karena pada dasarnya memang tidak mungkin manusia tidak menghasilkan sampah sama sekali. Nina merekomendasikan untuk jajan menggunakan wadah yang dari besi atau kayu.
Emang kalo pake wadah guna ulang kadang bikin orang malas untuk membawanya, dan langsung mencucinya, tapi ini adalah habit yang sangat bermanfaat untuk jangka panjang. Lakukan dari diri sendiri, lakukan sekarang, dan lakukan secara terus menerus.
Kenapa itu penting? Semua orang berhak tinggal di lingkungan yang bersih, sehat,
kita berhak menghirup udara bersih, minum air yang bersih, bermain disungai, pantai yang indah. Jadi jangan sampai hak kita dirampas oleh produsen dan
pemerintah yang kurang tegas atau siapa pun yang hanya memikirkan profit tanpa
planet.
Tantangan Menjadi Aktivis Lingkungan?
Plastik itu nggak kita rasakan dampaknya secara instan, beda kayak sakit batuk misalnya hari ini kita minum es, besok langsung batuk. Dampaknya sangat lama bisa tahunan dan mematikan. Sedangkan para aktivis lingkungan ini hidup seperti minoritas di mana belum banyak orang yang aware akan lingkungan.
Jadi, tantangannya adalah mengedukasi orang-orang akan bahaya plastik, tapi plastik masih terus menerus diproduksi. Namun, menurut Nina, cara ampuh buat menginfluence orang adalah dengan mencontohkan terus.
Bagaimana peran orang tua Nina mengencourage dan menginfluence Nina seperti sekarang yang berani speak up, bikin organisasi, action.
Orang tuanya nina dua-duanya aktiviis lingkungan dan biologist, dari Nina belum sekolah selalu dibawa ke Sungai, gunung, hutan, Pantai untuk melakukan penelitian lead by example, tunjukkin aja gak usah dipaksa dan yang paling penting dikenalkan sejak dini.
Bagaimana pandangan Nina terhadap TPA Bantar Gebang di Jakarta sampahnya sudah menumpuk dan banyak, pekejanya pun sudah membaur dengan sampah dan tidak memakai alat yang memadai seperti masker, sarung tangan dan alat proper. makan siang dengan sampa yang menumpuk. bagaimana pandangannya.
nggak bisa bisa menyalahkan masyarakat juga. Karena kalo mereka nggak ada tempat sampahnya mau gimana? Seharunya pemerintah daerah itu sudah menyediakan tps 3R yang memadai dan menyeluruh sehingga semua desa punya tpsnya masing-masing.
Tapi ya mau gimana lagi dan memang seharusnya semua petugas yang ada di Bantar Gebang menggunakan pengaman seperti masker, sarung tangan, sepatu yang proper dan lain-lain. Namun kita masyarakat bisa menyuarakan misalnya dengan memfoto dan mengirimkan surat ke pemerintah daerah untuk bisa segera diprioritaskan.